Jumat, Februari 15, 2008

Dunia ini panggung sandiwara...

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
Dear frens, syukur alhamdulillah, aku mendapatkan sarjana Hubungan Internasional (HI), Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, sekitar 15 tahun lalu. Sempat mengambil pasca di Universitas Indonesia, tentang Kajian Wilayah Timur Tengah (tak sempat selesai): sebuah background keilmuan yang jauh dari sisi teknik/engineering. Namun, sebagaimana kata Ahmad Albar,"dunia ini panggung sandiwara." Genap 10 tahun menjadi jurnalis dan sempat memimpin NGO bernama Forum Kajian Energi dan Mineral Indonesia (Forkei) beberapa saat--saat dimana aku harus menjalin hubungan dengan sejumlah oil companies di Indonesia, dan sempat memberikan aku pengalaman mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OPEC di Venezuela pada 2000, lalu aku juga sempat melakukan survey lingkungan di beberapa perusahaan minyak di Indonesia, tuntutan hidup kini membuatku harus bekerja sebagai penyelia/supervisor pada proyek revitalisasi limbah cair di perusahaan minyak milik negara Cina yakni China National Overseas Oil Company (CNOOC), yang berlokasi di Pulau Pabelokan, Jakarta. Aku (di foto, aku berada di paling kiri), tak pernah membayangkan akan bekerja di sebuah dunia seperti demikian. Background ku yang HI itu, membuatku harus menjadi fast-learner dalam bidang kimia teknik dan lingkungan. Sekali lagi, alhamdulillah aku bisa. Dunia, memang panggung sandiwara ya frens.. Seringkali, tuntutan hidup (dan entah untuk yang keberapa kali aku bersyukur, background-ku yang HI, mendorongku menjadi fast learner untuk bidang ini, bidang teknik). Aku ucapkan selamat buat alumni HI, yang mencoba untuk menjalani hidup "out of the box," yakni tidak hanya melulu menjadi diplomat, namun, ada yang bekerja di perusahaan properti, telekomunikasi (Indosat), Sucofindo, etc., etc. Selamat, buat kalian semua. Namun, aku juga tidak mengecilkan arti para diplomat lulusan HI loh (buat Candra, Lanang Seputro, Iwan Freddy HS, Renata Siagian, Penny DH) dan para diplomat semua, proficiat juga buat kalian.. Hitung-hitung, kita berbagi tugas dan peran untuk negeri tercinta yang kini bak mati suri.. Ingat, Dewi "Dee" Lestari, juga bukan orang elektro, namun mampu menulis supernova, novel yang scientific itu. Andrea Herata, itu orang ekonomi, namun novelnya "Laskar Pelangi" sangatlah fantastis, dan dia tidak pernah menulis di media massa sebelumnya, namun dia 'garap' Laskar Pelangi hanya dalam waktu 3 (tiga) pekan lamanya... Wallahu a'lam bishawab.. Ada komentar?

2 komentar:

Ali Aliyuddin mengatakan...

Aku tergelitik dengan frase sampeyan "alumni HI sebagai fast learner" Mas. Well, itu aku alami setelah lulus HIUA sekitar 7 tahun lalu. Bingung cari kerja kemana, bercita-cita jadi diplomat kandas... Ternyata akhirnya masuk kerja di project World Bank untuk Safe Motherhood. Hmm... alumni HI ngurusi wong meteng & kontrasepsi. Itu berlanjut ketika pasca tsunami Aceh, aku nyangkut di Serambi Mekah ini kurang lebih 1 tahun (ngurusi hal yang sama juga hehehe...). Skrg malah ngurusi air bersih dan sanitasi padahal gak pernah kuliah Kesehatan Masyarakat atau Teknik Lingkungan. But here I am. Sayangnya kondisi ini belum bisa ditangkap & dipahami dosen-dosen kita di HI-UA. Kok menurutku beliau-beliau belum terpikir oleh memperkuat "sindikat HI-UA". Mereka cenderung asyik dengan keilmuan mereka, yang kadang menurutku beberapa udah basi. Sehingga "mengkerdilkan" wawasan adik-adik angkatan dalam pengembaraan di dunia kerja. Piye menurut sampeyan Mas?

Edy Hafidl mengatakan...

Iya ya. Aku juga nggak nyangka. Waktu jadi jurnalis sih, sepertinya nggak terlalu lompat pagar. Tapi ketika ngurusi minyak, wouww.., "jauh panggang dari api.." Hehehe.. Thanks ya Ali..
Edy Hafidl